Laman

Senin, 30 April 2012

tentang "move on"

Ini nih kebiasaan baruku stelah graduated...being a full time babu!! What the f*tiiiiit*???? Tiap hari bangun tidur bukannya liat beautifull sunrise or georgeus beach with white sand like in a fairytale,malah liatin tumpukan piring kotor d dapur!! Nasib. Usaha buat nyari kerja itu cuma sbatas wacana! Nyatanya udah 5bln after graduated, ijasah blom2 jg d ambil... *malu* *tutupmukapakepiringkotor* Malah ada beberapa bank yg "menawarkan" untuk mempekerjakan malah di tolak...(yg ini seriusan bukan mauku) yeeeaah...daddy think I better to take my magister program instead work at the bank,, As usual..I always obey what daddy said!! Alhasil gini deh! Jadi babu sambil nunggu pendaftaran program magister di buka..*teriaktanpasuara* "sampeee kapaaaaaaannnnnnnn??????" Tadi waktu lagi nyupir (the way I say cuci piring) pikiranku melayang2, berkelana dan sampai pada 2 kata yang belakangan akrab banget d telinga, mata, hidung, lidah, kulit dan twitterku (semacam indra ke6 begitu)..."move on"!! Oohh my godness...kenapa Tuhan menciptakan kadar kesusahan dan kepedihan yang over dosis dalam kata "move on" itu??? Kalo mau di tanya sudah berapa kali aku move on?? Sama aja nanya sudah berapa kali aku d sakiti, ditinggalkan, dicampakkan, atau malah mencampakkan karena tahu pacar selingkuh...! Yaaah nasiblah... Mau ngomong gimana lagi... Aku punya teman cewek, yaaah sebut saja dia bunga, kita temenan dari awal masuk kuliah sampe (dengan berat hati bilang) dia duluan selesai kuliah dan baru pada 2 Wisuda berikutnya aku menyusul... (singkat cerita) Si bunga ini putus dari pacarnya yg udah 3 tahun lebih pacaran. Dan si pacar dengan mudahnya move on. Sementara si bunga MASIH saja meratapi nasib dengan terus mengingat MANTAN pacarnya yg sdh move on itu. "Aku toh jadi bisa mengambil kesimpulan, kalau semakin sedikit cinta yang kita punya, akan semakin mudah untuk kita move on!" Isn't it..? Prnah suatu saat waktu si bunga ini curhat colongan (hampir tiap ketemu pasti sama pembahasannya) dia ngaku belum bisa nyari pacar baru karna blum bisa move on dari mantannya kemaren. Kok pola pikirnya agak jauh berbeda dengan punyaku ya??? Aku malah berfikiran "gimana mau move on kalo kamu masih aja stuck sama yang udah basi?" Pacaran itu buat aku adalah kesamaan tujuan, saat kita udah sama2 ga punya tujuan yang sama (yg satu maunya merried yg satu malah ga serius) ya emang jalan terbaiknya adalah pisah! Pacar itu "tujuan" buat kita, saat "tujuan" kita hilang kita pasti stuck d tempat. Pilihannya cuman 2, tetap stuck ditempat dan meratapi hilangnya si "tujuan" atau nyari "tujuan" baru biar kita bisa move on?? Logikanya adalah gimana kita mau "jalan" tanpa "tujuan"? Yang ada malah makin hilang arah! Iya ga?? So... Ayooook kita cariii pacaaar lagiiii *tiba2 belah tengah kayak charlie* Hahahahahaaa.... P.s kalo nyari "tujuan" yang baru jgn yang kayak Adele bilang ya! What the f*ck someone like u?? Harusnya "someone better than u" donk... *tospantat* ;)

Senin, 16 April 2012

let you more closer to hurt me more!

Pelukan itu seolah punya daya magis, menenangkan hatiku namun dapat pula seketika memunculkan semua kekhawatiranku. Lagu when u tell me that u love me yang dilantunkan Diana Rose beradu dengan kegelisahan hati yang slama ini kupendam sndiri, melahirkan bulir2 air mata yang menghangat dikelopak, Ada tangis yang seolah ingin membuncah, perasaan takut dan mungkin juga rasa bersalah yang teramat sangat mengaliri setiap pembuluh darahku, memaksaku menitikan airmata. Namun sekuat tenaga kumenahannya, kugigit bibirku keras-keras guna mengalihkan sakitnya, demi memenangkan ego dan gengsi. Aku mencintaimu. Menyayangimu tanpa spasi. Menginginkanmu melebihi apa yg kau ketahui. Tapi aku sadar akan berat untuk kita bersama. Mengukir cerita di senja yang serupa. Itu ketakutanku yang terlalu. Demi tuhan aku tak tahu harus bersikap seperti apa?! Ini kurasa tak adil untukku. Tapi toh memang tak ada yang adil didunia ini... Tak jarang aku naik pitam saat membayangkan bagaimana hati ini berulang kali tersakiti untuk alasan2 yang sebenarnya oleh nalarpun tak bisa diterima. Alasan2 yang hanya kedua orang tuaku yang bisa memaknainya. Ini layaknya bulan yang bercahaya begitu sempurna oleh pantulan sinar matahari yang mengindahkannya, namun pada akhirnya mereka tak pernah bisa bersama merangkai cerita. Aku ingat betul kalimat doa yang kau ucapkan padaku siang itu. "Semoga kita berujung d pernikahan". Ada getir didalamnya. Mengucap harap yang kau sendiri tahu itu takkan pernah terjadi. Aku tersenyum memaknai besarnya inginmu. Juga tersenyum untuk Sakitnya hatiku menerima kenyataannya. Ikhlas mungkin bisa memperbaiki semuanya. Memperbaiki semua yang telah kurusak. Memperbaiki semua kesalahan rasa. Mencoba pergi dan menata hati. Mencoba berdamai dengan besarnya keinginan untuk memelukmu lagi. Kita akhiri di sini! Dikota yang tak lagi berseri! Kota mati yang menghidupkan kita! Maaf!