Laman

Kamis, 13 Oktober 2011

menyemai kebaikan manuai bahagia, semoga :)

Ini seperti kau suruh aku melawan dunia untukmu tapi kau yang malah berbalik arah melawanku.... Ini seperti melewati jalan panjang berliku dan berkerikil tajam tanpa "alas kaki" yang kau bawa pergi padahal kau tahu itu kan menguatkanku... Ini seperti kau suruh aku membuat lagu tentang bahagia namun batinku kau siksa...bagaimana bisa???? Pernahkah kau belajar untuk membuka matahatimu?mencoba melihat semuanya dengan hati?! mencoba memahami semuanya tidak hanya dengan logika yang kadangkala dibutakan nafsu!? Namun tenanglah....aku akan berbahagia....hatiku terlalu besar untuk sekedar menyimpan amarah kepadamu... Aku tak ingin amarah itu kan mengubur cahayaku untuk lelaki berikutnya yang kan menjadi selamanya nanti... Akan ku coba menyunggingkan senyum pada dunia...menyembunyikan pada mereka perih janji yang tak coba kau tepati.... Sesungguhnya aku hanya tak ingin menjadi pengacau segalanya.... Mundur dan menyerah demi kalian,walau sbnarnya aku masih sanggup bertahan... Niatku baik,smoga yang kusemai kebaikan pula kelak.... Asal kau tahu Doaku selalu bersamamu...

Sabtu, 08 Oktober 2011

I believe in "KARMA"

Aku sebut ini tawa dalam duka... Aku sebut ini kebodohan yang disamarkan oleh cinta.... Aku tak tahu pasti.. Luka itu ada atau telah musnah tersamarkan oleh kesemuan bahagia... Aku bagai tersesat di dalam labirin yang kuciptakan sendiri..aku tak tahu jalan "pulang".. Aku tak prnah tahu apakah aku kan mnjadi "rumah" untukmu kembali, atau aku hanya losmen yang kan kau jadikan tempat persinggahan sejenak untuk mengistirahatkan hatimu yang lelah dengannya...? Mungkin d sana, dipelukan wanita yang kau sebut detak jantungmu itu kau tersenyum tak pernah membayangkan luka yang ku punya, luka yang kupelihara dalam diamku... Lalu kemudian kau datang kembali seolah tak mau tahu perihku...perih yang semakin berlipat saat aku memaksa bersikap biasa di depanmu... Aku memang bodoh mau saja dibodoh-bodohi lelaki bodoh yang tidak pernah tahu arti kebenaran bersikap, lelaki yang menyia-nyiakan ketulusan hanya demi ego pribadinya.. Maaf jika aku berkata seperti ini.... Maaf jika mungkin ini menyakiti....aku berbesar hati mengungkap maaf yg suci untuk orang yang tak pernah menyadari kesalahannya.... Janji-janjimu membawa hubungan ini lebih jauh seolah seperti penggalan kotoran manusia ketika ku tahu kau sama sekali tak berusaha untuk mewujudkannya....tak ada sama skali niatmu untuk memperjelas smuanya....big liar!! Aku pernah berujar aku mencintaimu dengan setulus-tulusnya cintaku,,memang cinta itu nyata adanya...tapi maaf saja,sakit yang kau beri membuatnya terkikis oleh air mata... Kuharap smoga kelak karma tak menghampirimu... Smoga kau bahagia bersama wanita pilihanmu... Smoga kelak tak ada lagi wanita yang tersakiti oleh ulahmu... Dan semoga Tuhan membaikkanmu untuk jodohmu kelak.... Demi Tuhan aku kecewa....saat kutahu "kau ada untukku hanya di saat dia tak ada untukkmu"

Senin, 03 Oktober 2011

yang kumau

Andai aku bisa mengubah keadaan, memilih dmana aku berada, memilih dengan siapa aku di dunia, aku akan tetap memilihMu..namun tentu saja tidak dalam keadaan seperti ini. Jika saja kita bertemu jauh lebih awal, mungkin keadaannya akan berbeda... Aku sadari betul, Tuhan selalu punya rencana dibalik setiap apa yang dikehendakinya, dia yang paling tahu apa yang baik untukku dan apa yang tidak. Aku mungkin hanyalah debu yang tabu untuk meminta, namun tidak salahkan jika aku ingin bahagia di dunia? Disadari ataupun tidak, setiap titik air mataku akan tuhan balaskan dengan berjengkal-jengkal senyuman, namun harus sampai kapan aku mengumpulkan airmata untuk mendapatkan balasan kebahagiaan itu? Kadang aku begitu kagum dengan hatiku, hatiku yang masih bisa berfungsi dengan begitu baik setelah berkali-kali tersakiti, tercaci, terbuang bahkan disia-siakan..ia tetap dapat berdetak dengan begitu sempurna,meski ia tak pernah merasakan di cintai dengan sempurna..miris. Meringis. Menangis. Tapi itu sdh biasa. Jika saja aku bisa menakar kadar kejujuran dalam setiap ungkapan dan ucapan yang kau lontarkan, hidup mungkin akan jauh lebih mudah, tapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Aku tidak bisa lagi membedakan mana kejujuran dan mana yang dusta. Semua terlihat sama. Membayangkan bagaimana senyummu mengembang saat bersamanya membuat batin ini meringis. Pilu. Sendu. Menjadikanku semakin ragu. Namun aku harus bagaimana!? Berhenti mencintaimu? Lantas mematikan rasa yang ada!? Sungguh aku tak bisa...