Laman

Jumat, 16 Juli 2010

aku masih betah bermesraan dengan dingin malam dikota yang blakangan menjadi tempat pengasinganku.

Aku masih betah bermain dengan kata-kata yang selama ini hanya tekungkung dan terbungkus rapi dalam otakku.

Aku masih betah berkelana dalam ruang imajinerku yang sama sekali tak kasat mata itu...

aku masih betah dalam ketidaknyamananku bersamamu...


ingin ku berlari mengejar semua yang tergambar begitu indah dalam imajinasiku.

Tapi kemudian ku sadari itu absurt. Tak nyata. Tak ada. Tak pantas.

Lalu kemudian kualihkan kembali pandanganku padamu.

Tapi kupahami kita benar-benar jauh berbeda.

Ruang fikiran kita tertutupi tembok putih nan tinggi mencakar langit.

Aku sama sekali tak dapat menjamah fikirmu, aku sama sekali tak pahamimu, aku yang absurt bagimu.

Aku tidak nyaman. Namun ku tetap bertahan.


Sejauh mataku memandang, mencoba menelisik masa depan...

tapi aku tak lihat kamu dsana...

lalu harus bagaimana aku kalau ruang imajinerku pun tak mau menampungmu disana??

harus kukemanakan cinta dan asamu kepadaku?

Harus kukemanakan janji kita?

Dan yang lebih sialnya harus kukemanakan cintaku???